Selasa, 19 Februari 2013

SEJARAH SINGKAT KERAJAAN DAYEUHLUHUR (Bagian 1)

CERITA  SINGKAT  KERAJAAN DAYEUHLUHUR
( Bagian 1 )
Oleh: Drs. Dadang Hermawan dan S.I. Fredyansah

A.  KEADAAN ALAM
     Keadaan alam Dayeuhluhur merupakan daerah yang berupa perbukitan, letaknya di tengah Pegunungan Pembarisan pulau Jawa, menjadikan daerah ini keadaaannya banyak lembah dan tebing. Sungai-sungai kecil disela tebing menjadi hulu sungai di hilirnya. Sungai yang agak besar yaitu sungai Cijolang membelah wilayah dan seakan-akan menjadi batas antara penduduk Sunda dan Jawa. Daerah tebing, lembah, dan perbukitan ini diselimuti hutan lebat  karena curah hujan yang tinggi sehingga membuat hawa terasa sejuk dan kadang dingin.
     Sebenarnya di tepian sebelah timur sungai Cijolang masih merupakan daerah dengan ciri pasundan. Ditandai dengan bahasa sehari-hari dan juga adat kesenian masyarakatnya. Kesenian rakyat yang biasa digelar diantaranya seni gamelan, keleningan, seni tari (ronggeng), seni pencak silat, dan seni cerita pantun sunda. Begitu pula adat dan budaya yang lain hampir sama dengan wilayah pasundan, seperti cara dan istilah bercocok tanam, kegiatan upacara adat, upacara perkawinan, serta bentuk bangunan rumah.
     Saat ini, Dayeuhluhur merupakan sebuah kecamatan yang termasuk bagian wilayah kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Sebuah daerah yang berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Barat. Tidak banyak yang mengetahui bahwa sebenarnya pada zaman dahulu Dayeuhluhur adalah sebuah kerajaan yang cukup luas wilayah kekuasaannya.

B. ASAL USUL NAMA DAYEUHLUHUR
     Ada beberapa versi yang menyebutkan asal usul penamaan daerah ini, diantaranya:

1) Nama Dayeuhluhur diambil dari 2 kata yaitu ‘dayeuh’ yang artinya kota/tempat, dan ‘luhur’ yang artinya tinggi. Nama Dayeuhluhur diberikan untuk menggambarkan suatu daerah pemukiman yang terletak di lokasi pegunungan yang tinggi.

2) Nama Dayeuhluhur diambil dari sebuah kota di wilayah kabupaten Ciamis yang namanya sama: Dayeuhluhur. Konon pada zaman itu, Dayeuhluhur ini merupakan pusat kerajaan Kawali. Sehingga ketika Gagak Ngampar yang keturunan Kawali tiba di suatu wilayah di timur sungai Cijolang dan mendirikan kerajaan, beliau menamakan kerajaannya dengan nama yang sama: Dayeuhluhur.

3) Nama Dayeuhluhur pada asal mulanya adalah Daya Luhur. Diambil dari kata ‘daya’ yang artinya kekuatan/kemampuan, dan ‘luhur’ yang artinya tinggi. Daerah ini merupakan tempat berkumpulnya orang-orang dengan kekuatan atau kesaktian yang tinggi pada zaman dahulu. Ada juga yang menyebutkan bahwa daerah ini adalah tempat orang-orang bertapa dan berlatih untuk mendapatkan kekuatan/kesaktian/ilmu kanuragan yang tidak bisa didapatkan di tempat lain.

     Banyaknya versi asal usul nama Dayeuhluhur ini disebabkan karena belum adanya keterangan sejarah yang secara eksplisit menyebutkan nama seseorang sebagai pencetus nama daerah tersebut.

C. ASAL USUL GAGAK NGAMPAR SEBAGAI PENDIRI KERAJAAN DAYEUHLUHUR
     Jaman dahulu, berdiri kerajaan Kawali yang dipimpin oleh Prabu Niskala Wastu Kencana. Raja ini memiliki 2 orang istri. Dari istri yang pertama, lahirlah seorang putra yang kemudian hari dikenal sebagai Prabu Siliwangi, raja Pajajaran. Sedangkan dari istri kedua, melahirkan putra bernama  Prabu Dewa Niskala.
     Prabu  Niskala Wastu Kencana mempunyai adik sepupu yang memiliki putra bernama Gagak Ngampar. Dan setelah Prabu Niskala Wastu Kencana tidak mampu lagi memimpin kerajaan Kawali, beliau mewariskan tahtanya kepada putranya, Prabu Dewa Niskala. Karena adanya pertalian darah itu, maka bisa disebut bahwa Prabu Dewa Niskala adalah saudara sepupu Gagak Ngampar.
     Di kerajaan Kawali, Gagak Ngampar yang berusia muda itu rupanya menginginkan tahta kerajaan Kawali. Padahal itu bukanlah bagiannya. Karena yang paling berhak adalah Prabu Dewa Niskala. Oleh karena itu, untuk menghindari perpecahan serta pertumpahan darah di kerajaan Kawali, dan sekaligus untuk memperkuat pertahanan kerajaan Kawali terhadap serangan dari daerah timur, maka Gagak Ngampar kemudian diberi wilayah kekuasaan di sebelah timur sungai Cijolang yang kemudian dikenal dengan nama kerajaan Dayeuhluhur.
     Gagak Ngampar dilepas oleh Prabu Dewa Niskala raja Kawali disertai beberapa ponggawa dan prajurit serta perbekalan secukupnya. Jalan yang dilalui oleh rombongan ini untuk mencapai Dayeuhluhur diperkirakan melalui Pongpet, Matenggeng, Cilulu lalu sampai di bukit kecil di daerah Dayeuhluhur yang kemudian diberi nama Geger Nya’an (Geger Na’an/Geger Na’ang). Daerah tersebut letaknya berdekatan dengan Salang Kuning. Di Geger Nya’an inilah rombongan Gagak Ngampar bermukim sementara selama pembangunan karaton Salang Kuning yang merupakan pusat kerajaan Dayeuhluhur.

D. WILAYAH KERAJAAN DAYEUHLUHUR
     Kekuasaan kerajaan Dayeuhluhur di bawah pimpinan Prabu Gagak Ngampar, yang merupakan bagian dari kerajaan Kawali, meliputi wilayah yang cukup luas.
Batas-batasnya adalah sebagai berikut:

Sebelah barat   : sungai Cijolang
Sebelah timur   : kademangan Caduk/wangon
Sebelah selatan: Sagara Anakan dan pegunungan Tugel Igel (sungai Cibeureum) Kawunganten.
Sebelah utara   : Leuweung Wates, yaitu hutan rimba di tengah-tengah Pegunungan Pembarisan yang belum pernah terjamah manusia.

     Wilayah-wilayah dengan penamaan yang identik dengan kesundaan seperti yang menggunakan awalan ‘ci-‘ di daerah sebelah timur sungai Cijolang, dapat diduga sebagai bekas wilayah kerajaan Dayeuhluhur sejauh batas-batas yg disebut di atas.
     Daerah hunian yang diduga sudah ada sejak zaman Prabu Gagak Ngampar di pusat Dayeuhluhur sekarang diantaranya:
-       Blok balai desa Dayeuhluhur sekarang
-       Beber
-       Salang Kuning
-       Karang birahi

E.  RAJA-RAJA YANG MEMIMPIN KERAJAAN DAYEUHLUHUR
     Berikut adalah nama raja-raja yang pernah memimpin kerajaan Dayeuhluhur:

1.  PRABU GAGAK NGAMPAR
     Setalah Gagak Ngampar datang di Dayeuhluhur beserta pengikutnya, beliau kemudian mendirikan pusat pemerintahan di Salang Kuning. Lokasi tersebut dipilih karena letaknya strategis untuk dijadika istana/karaton. Pada tebing di Salang Kuning tersebut terdapat dataran yang cukup luas,  diapit oleh mata air di sisi timur dan barat. Di bagian selatan dilindungi tebing curam yang membentuk setengah lingkaran yang merupakan benteng alami bagian belakang karaton. Sementara sebelah utara juga terdapat tebing yang curam, sehingga memudahkan untuk menyusun pertahanan dan pengawasan wilayah pemukiman penduduk. Agama yang dianut oleh Gagak Ngampar pada waktu itu adalah agama Hindu, sebagaimana kebanyakan kerajaan di tatar pasundan pada zaman itu. Kehidupan penduduknya sangat kental dipengaruhi budaya sunda.
     Prabu Gagak Ngampar memiliki keturunan yang bernama:
 
1)  Candi kuning/ Ki Adeg Cisagu, yang kemudian menurunkan raja-raja Dayehluhur
2) Candi Laras/ Ki Adeg Ciluhur.

     Prabu Gagak Ngampar setelah meninggal dimakamkan di pasarean Gagak Ngampar, daerah Kiadeg, Dayeuhluhur sekarang. Adapun Candi Kuning dimakamkan di pasarean Kiadeg, sebelah atas pasarean Gagak Ngampar. Sementara Candi Laras dimakamkan di pasarean Karang Birahi, blok Kebon Sahang, Dayeuhluhur sekarang.

2.  PRABU ARSAGATI
     Arsagati merupakan putra dari Candi Kuning. Dengan demikian pewaris tahta kerajaan Dayeuhluhur yang kedua adalah cucu Prabu Gagak Ngampar. Jauhnya rentang waktu pewarisan kekuasaan ini disebabkan oleh masa pemerintahan Prabu Gagak Ngampar yang sangat panjang. Disebutkan masa pemerintahan Prabu Gagak Ngampar adalah selama 104 tahun.
     Tetapi ada juga yang menyebutkan bahwa keturunan Prabu Gagak Ngampar adalah perempuan semua, sehingga tidak dapat mewarisi tahta. Karena itu kemudian tahta kerajaan Dayeuhluhur dilanjutkan oleh cucu laki-laki beliau, Arsagati.
     Prabu Arsagati dimakamkan di pasarean Karang Birahi.

3.  PRABU RAKSAGATI
     Raksagati adalah putra dari Prabu Arsagati dan menjadi raja ke-3 kerajaan Dayeuhluhur, sekaligus merupakan raja Dayeuhluhur terakhir yang menduduki tahta di karaton Salang Kuning. Setelah meninggal beliau dimakamkan di pasarean Makam Jangkung/pasarean Palalangon, Dayeuhluhur sekarang.
     Di sebelah pusaranya terdapat makam seseorang yang diperkirakan berasal dari Panjalu-Ciamis yang berjasa membuka areal persawahan Sawah Lega – Dayeuhluhur, yang sekarang menjadi sawah bengkok desa.

13 komentar:

  1. Punten Kang Dadan sareng KAng Fredyansyah, sapertosna langkung sae tur ngayakinkeun upami aranjeun nyebatkeun sumber sejarahna. Kasono urang sadaya jiganamah sami, nyaeta hoyong terang sareng hoyong nyucruk sejarah lampah karuhun. Diantos duei tulisan aranjeun anu langkung lengkap, syukur upami tiasa nyuguhkeun peta Dayeuh Luhur. Hatur Nuhun, ti Urang Sepatnunggal Majenang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nuhun pisan kang prabu galuh. manawi ieu blog samentawis bade ditutup heula kumargi bade ditingkatkeun materi na. Khususna masalah tahun kejadian. Atos 3 tahun langkung kukumpul data tapi nembe sakieu nu tiasa disuguhkeun. Nuhun kana perhatosan na.

      Hapus
  2. punten kang, kaleresan abdi urang dayeuh luhur, nuju nalungtik ngeunaan toponimi di kec. dayeuhluhur... muhun leres pisan hoyong terang refensi buku atanapi narasumberna...

    BalasHapus
  3. Kerajaan kuno meninggalkan legenda

    BalasHapus
  4. Legenda kerajaan perlu dilestarikan, komentar balik ya ke blog saya www.goocap.com

    BalasHapus
  5. Mantaaapppppppp,, Urang warga cibenda kecamatan dayeuhluhur

    BalasHapus
  6. Mantaaapppppppp,, Urang warga cibenda kecamatan dayeuhluhur

    BalasHapus
  7. hatur nuhun kang, muhun leres pisan, da seusah ngayakini nu goib teh artinya kita sejarah yg terlupakan.(abdi org karangpucung nu netep di bdg)

    BalasHapus
  8. Haturnuhun kasadaya anu tos nulis sareng nalungtik ieu sejarah asal usul dayeuhluhur.sae pisan ieu kanggo pengetahuan murangkalih urg.malihan gali deui referensina langkung jero deui.hayu urg sasarengan halestarikan sejarah sareng budaya karuhun urg dayeuhluhur.

    BalasHapus
  9. Hayuu kasadayana urg lestarikeun ieu sejarah karuhun urg dayeuhluhur

    BalasHapus
  10. nyukcruk galur sejarah dayeuh luhur mugia jadi msngfaat abi ti cisagu ngahaturkn nuhun

    BalasHapus
  11. Maaf akang saya geus hampir 14tahun neangan sejarah leluhur abdi santos baca"sejarah kamandaka berbagai persi ternyata leluhur abdi teh raden kamandaka, raden kamandaka ieu makam na aya di sebelah utara gunung kumbang dengan nama aki gesong itu singkat nya begitu sulitnya saya menggali sejarah leluhur saya saya merasa terpanggil untuk mengungkap nya karena sudah banyak pandangan yg tdk baik kepada kami ini ilmunya menggunakan ilmu setan sekian.

    BalasHapus